Minggu, 01 Februari 2015

PERKEMBANGAN EMBRIO

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai tujuan melestarikan keturunannya. Cara manusia untuk melestarikan keturunannya adalah  dengan beregenerasi dengan cara melakukan reproduksi. Reproduksi adalah suatu  sistem yang ada di dalam tubuh manusia yang memiliki organ-organ yang harus bekerja bersama-sama agar dapat membentuk suatu sistem tersebut.
Organ reprodsuksi antara laki-laki dan perempuan sangatlah berbeda. Organ reproduksi laki-laki disebut dengan spermatozoa yang dibentuk di spermatogonia sedangkan organ reproduksi  perempuan disebut  ovum yang diproduksi oleh  ovarium.
Pada dasarnya spermatozoa akan masuk dan menempel pada ovum sehingga dapat terbentuk janin. Tak hanya satu atau dua spermatozoa yang masuk ke dalam organ reproduksi perempuan namun beribu-ribu spermatozoa. Tapi  hanya satu atau dua spermatozoa saja yang dapat menembus dinding ovum sehingga terbentuklah  janin.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai  proses terbentuknya  janin,  pematangan hingga kelahiran janin tersebut dalam bentuk bayi termasuk organ-organ  dan proses penunjang reproduksinya.
B.       Tujuan Penulisan
1.         Untuk memberikan informasi mengenai Perkembangan Janin dan Kelahiran
2.         Untuk mengetahui proses perkembangan janin, 




BAB II
PERKEMBANGAN EMBRIO

A.  Bulan Pertama
1.      Minggu pertama
Pada minggu ini, proses pembuahan belum terjadi. Namun janin telah memiliki bekal  genetika dan kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom. Ada kurang lebih 5 juta buah  sperma yang masuk  ke  dalam saluran telur untuk menuju ke ovum yang nantinya hanya akan ada satu sperma yang mampu menembus dinding ovum. Jutaan sel sperma tersebut terus berusaha  dengan tekun untuk menerobos dinding ovum.
2.      Minggu kedua
Proses pembuahan akan terjadi pada akhir minggu kedua. 30 jam setelah pembuahan, sel telur akan terus membelah sambil bergerak di dalam tuba fallopi hingga berjumlah 32 sel telur. Sel telur inilahyang disebut  morulla.
3.      Minggu ketiga
Pada minggu ketiga sel telur akan terus membelah menjadi ratusan dan akan menempel pada dinding rahim yang disebut blastosyt. Blastosyt ini memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu dengan diameter 0,1 – 0,2 mm.
4.      Minggu keempat
Pada minggu ini janin telah membentuk embrio yang menghasilkan hormon  HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin) yang akan menghasilkan hasil positif pada test kehamilan. Struktur tubuh pun mulai terbentuk yaitu otak, tulang belakang, jantung, dan aorta.
B.  Bulan Kedua
1.      Minggu kelima
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.
2.      Minggu keenam
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.
3.      Minggu ketujuh
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.
4.      Minggu kedelapan
Panjang bayi telah mencapai kira-kira 14-20 mm. Ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan. Bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.
C.  Bulan Ketiga
1.      Minggu  ke-9
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang disertai jari kaki dan tangan yang mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun ibu yang mengandungnya belum bisa merasakan. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
2.      Minggu ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
3.      Minggu ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan bagi sang ibu.
4.      Minggu ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.
D.  Bulan Keempat
1.      Minggu ke-13
Pada minggu  ini plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.
2.      Minggu ke-14
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak.
3.      Minggu  ke-15
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup.
4.      Minggu ke-16
Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi berukuran 116 mm dan beratnya 80 gram.
E.  Bulan Kelima
1.      Minggu ke-17
Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk.
2.      Minggu ke-18
Janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram.Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
3.      Minggu ke-19
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
4.      Minggu ke-20
Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. Kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.
F.   Bulan Keenam
1.      Minggu ke-21
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.
2.      Minggu ke-22
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.
3.      Minggu ke-23
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan "berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
4.      Minggu ke-24
Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang. Kulit bayi mulai menebal.
G. Bulan Ketujuh
1.      Minggu ke-25
Bayi cegukan adalah tanda bayi sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
2.      Minggu ke-26
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780 gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
3.      Minggu ke-27
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
4.      Minggu ke-28
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh. Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun telah dapat bertahan hidup jika telah lahir.
H.  Bulan Kedelapan
1.      Minggu ke-29
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui). Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
2.      Minggu  ke-30
Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa. Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. Cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Bayi pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.
3.      Minggu ke-31
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
4.      Minggu ke-32
Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi.
I.     Bulan Kesembilan
1.      Minggu ke-33
Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.
2.      Minggu ke-34
Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh ibu sedang mengirimkan antibodi melalui darah ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.
3.      Minggu ke-35
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim. Apabila bayi laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
4.      Minggu  ke-36
Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm.
5.      Minggu ke-37
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.
6.      Minggu  ke-38
Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.

GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Glukosa merupakan zat terpenting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk mendapatkan energi. Glukosa merupakan salah satu bentuk turunan karbohidrat yang sudah mampu dicerna secara sempurna oleh  tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia, glukosa dimetabolisme dengan oksigen yang dihirup melalui proses respirasi sehingga menghasilkan energi dan  karbondioksida.

Glukosa (C6H12O6) + Oksigen (O2) à Energi (14 ATP) + CO2

Kadar glukosa di dalam tubuh manusia diatur oleh hormon-hormon seperti hormon insulin dan hormon glukokortikoid. Kedua hormon ini bekerja sama untuk menyeimbangkan  kadar glukosa yang ada di dalam tubuh.
Kadar glukosa yang ada dalam tubuh manusia akan tergantung dari banyaknya konsumsi  karbohidrat dan gula oleh manusia itu sendiri serta bekerja atau  tidaknya kelenjar endokrin yang memproduksi hormon untuk menyeimbangkan kadar glukosa tersebut. Namun, terkadang walaupun  hormon tersebut diproduksi dan ada dalam tubuh manusia tetapi  hormon tersebut tidak  bisa bekerja secara sempurna sesuai dengan fungsinya.
Dari keadaan seperti tersebut diatas, kadang kadar glukosa di dalam tubuh manusia seimbang sehingga menyebabkan berbagai penyakit metabolisme karbohidrat  muncul. Penyakit-penyakit karena gangguan metabolisme tersebut antara lain diabetes mellitus (DM), hipoglikemia, dan penyakit penimbunan glikogen (Glycogen Storage Disease).
Pada makalah  ini akan dibahas mengenai penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat seperti yang telah disebutkan diatas serta mengenai apa arti dari karbohidrat, glikogen serta glukosa itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
1.   Apakah definisi mengenai karbohidrat ?
2.   Apakah definisi mengenai penyakit Diabetes Melitus (DM), Hipoglikemia, dan Penyakit Penimbunan Glikogen (Glycogen Storage Disease) itu sendiri ?
3.   Bagaimana hubungan antara berbagai penyakit diatas dengan metabolisme  karbohidrat di dalam tubuh  ?

C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.
1.   Untuk mengetahui definisi mengenai karbohidrat.
2.   Untuk mengetahui definisi mengenai penyakit Diabetes Melitus (DM), Hipoglikemia, dan Penyakit Penimbunan Glikogen (Glycogen Storage Disease) itu sendiri.
3.   Untuk mengetahui hubungan antara berbagai penyakit diatas dengan metabolisme  karbohidrat di dalam tubuh.




BAB II
GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT

A.    Definisi  Karbohidrat
Karbohidrat atau sakarida berasal dari bahasa Yunani,  saccharum yang berarti gula merupakan senyawa organik  yang memiliki kuota paling besar di bumi ini. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh manusia yaitu untuk pembakaran (misalnya glukosa) dan juga untuk cadangan makanan (misalnya glikogen).
Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida misalnya, glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida).

1.   Fungsi karbohidrat secara biologis
a.   berperan dalam biosfer
Karbohidrat yang dihasilkan melalui proses fotosintesis pada tumbuhan autotrof sangat berperan penting dalam kehidupan di dunia ini. Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan autotrof  ini  akan  dikonsumsi oleh makhluk heterotrof untuk kemudian disintesis bersama dengan materi organik lainnya yang kemudian akan menghasilkan berbagai manfaat lainnya.
b.   menghasilkan bahan bakar dan nutrisi
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Tubuh akan menyerap glukosa (salah satu bentuk sederhana dari karbohidrat) yang merupakan nutrien utama sel dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Untuk nutrisi manusia 1 gram  karbohidrat = energi 4 kal.  Kandungan karbohidrat dalam makanan orang Indonesia cukup tinggi, mencapai 70-80% pada padi  atau serealia, gula, dan umbi-umbian.
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna karbohidrat menjadi 85%.  Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
c.    sebagai cadangan energi bagi mahkluk hidup
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid, termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihanglukosa. Glukosa merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
d.   sebagai  materi pembangun
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Kayu terutama terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (seranggalaba-labacrustacea, dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikanglikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein, namun proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan,tulang rawan, dan cairan sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah.

2.   Klasifikasi  karbohidrat
a.   monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.
b.   disakarida dan oligosakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari disakarida adalah sukrosalaktosa, dan maltosa. Oligosakarida adalah polimer derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut disakarida, dan bila terdiri dari 3 molekul disebut triosa. Bila sukrosa (sakarosa atau gula tebu) terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa, laktosa terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa.
c.    polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida adalah selulosaglikogen, dan amilum.

B.     Diabetes Melitus
Diabates melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa dalam darah tinggi (melebihi normal) karena insulin tidak dapat dihasilkan maupun tidak dapat berfungsi secara sempurna. Menurut WHO, penyakit diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:,
1. Diabetes Melitus Tipe I (IDDM – Insulin Dependent Diabetes Melitus)
DM  Tipe I ini merupakan suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah tinggi akibat hilangnya sel β pada pulau langerhans pada pancreas yang memproduksi insulin. Jadi, karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin maka orang yang terkena DM tipe ini sangat tergantung dengan pemberian insulin.
IDDM ini dapat menyerang anak-anak  maupun dewasa. Penyakit disebabkan terjadinya reaksi autoimun yang menyerang sel β tersebut. Sampai saat ini, IDDM ini tidak dapat disembuhkan hanya dapat distabilkan saja dengan pemberian insulin. Tingkat glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l)

2. Diabetes Melitus Tipe II (NIDDM – NonInsulin Dependent Diabetes Melitus)
DM Tipe II ini bukan karena tidak diproduksinya insulin oleh pankreas tetapi karena insulin yang diproduksi oleh pankreas tidak bisa berfungsi secara maksimal. Oleh karena  itu pada DM tipe ini pasien tidak tergantung terhadap insulin untuk menstabilkan kondisinya, melainkan dengan  cara pengobatan kombinasi.
Pengobatan NIDDM ini pertama dilakukan dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Hal ini dapat memugar kembali kepekaan hormon insulin. Selanjutnya juga dapat dilakukan pemberian kombinasi obat yang berfungsi meningkatkan produksi insulin (misalnya sulfonylureas) dan obat yang berfungsi  menekan  sekresi glukosa dari hati (misalnya metformin).

3. Diabetes Melitus Tipe III (GDM – Gestational Diabetes Melitus)
DM tipe III merupakan DM yang bersifat temporer atau sementara karena hanya terjadi saat kehamilan dan akan  hilang setelah  melahirkan. Walau bersifat sementara, namun GDM sangat beresiko tinggi terhadap kesehatan ibu dan janin serta hanya 20-50% saja yang melahirkan bayi normal dari wanita yang bertahan dalam GDM.
Jika tidak ditangani dengan baik  maka GDM ini akan membahayakan kesehatan ibu dan bayi. Bayi yang dilahirkan dari wanita dengan GDM biasanya akan lahir dengan berat yang melebihi normal, penyakit jantung congenital, kelainan system syaraf pusat, dan kelainan otot rangka, serta dapat  menyebabkan kematian jika terjadi kerusakan vaskuler akibat peningkatan insulin yang dapat menyebabkan perfusi plasenta.
Obat perangsang insulin sangat tidak disarankan untuk pasien GDM. Namun, satu-satunya cara yang aman untuk penstabilan pada penderita GDM adalah dengan perubahan gaya hidup pasien itu sendiri.

Faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena diabetes adalah faktor keturunan, kegemukan atau obesitas biasanya terjadi pada usia 40 tahun, tekanan darah tinggi, angka triglycerid (salah satu jenis molekul lemak) yang tinggi, level kolesterol yang tinggi, gaya hidup modern yang cenderung mengkonsumsi makanan instan, merokok dan stress, terlalu banyak konsumsi karbohidrat, kerusakan pada sel pankreas.
Gangguan metabolisme karbohidrat ini menyebabkan tubuh kekurangan energi, itu sebabnya penderita diabetes melitus umumnya terlihat lemah, lemas dan tidak bugar. Adapun gejala umum yang dirasakan oleh penderita diabetes adalah :
1.   Banyak kencing terutama pada malam hari
2.   Gampang haus dan banyak minum
3.   Mudah lapar dan banyak makan
4.   Mudah lelah dan sering mengantuk
5.   Penglihatan kabur
6.   Sering pusing dan mual
7.   Koordinasi gerak anggota tubuh terganggu
8.   Berat badan menurun terus
9.   Sering kesemutan dan gatal - gatal pada tangan dan kaki 
Gejala tersebut merupakan efek dari pada kadar gula darah yang tinggi, yang akan mempengaruhi ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan untuk mengencerkan glukosa sehingga penderita sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak. Dari akibat ini penderita merasa haus yang berlebihan sehingga banyak minum. Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkonsumsikan hal ini, penderita sering kali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengobati diabetes adalah mengendalikan berat badan, olah raga dan diet. Tujuan dari pengobatan diabetes tersebut adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal.

C.    Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah. Hipoglikemia ini  dapat disebabkan karena :
1.   Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas
2.   Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
3.   Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
4.   Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati
Hipoglikemia sendiri dibagi menjadi dua kategori dimana yang pertama adalah hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat dan juga hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat. Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat yaitu hipoglikemia puasa dan hipoglikemia reaktif. Hipoglikemia yang berhubungan dengan obat biasanya  karena pemberian obat perangsang insulin yang terlalu banyak. Jadi, produksi insulin akan meningkat dan menekan jumlah glukosa dalam darah.
1.   Hipoglikemia puasa
Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika terdapat penyakit lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol. Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang adekuat. Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa jam berpuasa bisa menyebabkan hipoglikemia. Bayi dan anak-anak yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir gula bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya.
2.   Hipoglikemia reaktif
Seseorang yang telah menjalani pembedahan lambung bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya (hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia reaktif). Hipoglikemia terjadi karena gula sangat cepat diserap sehingga merangsang pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar insulin yang tinggi menyebabkan penurunan kadar gula darah yang cepat.
Hipoglikemia alimentari kadang terjadi pada seseorang yang tidak menjalani pembedahan. Keadaan ini disebut hipoglikemia alimentari idiopatik.
Jenis hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi dan anak-anak karena memakan makanan yang mengandung gula fruktosa dan galaktosa atau asam amino leusin. Fruktosa dan galaktosa menghalangi pelepasan glukosa dari hati sedangkan leusin akan merangsang pembentukan insulin yang berlebihan oleh pankreas. Akibatnya terjadi kadar gula darah yang rendah beberapa saat setelah memakan makanan yang mengandung zat-zat tersebut.
3.   Hipoglikemia pengaruh obat
Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya. Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah.
Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karena sel-sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.
Pentamidin yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa menyebabkan hipoglikemia. Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam menggunakan insulin atau obat hipoglikemik untuk dirinya.
4.   Hipoglikemia lainnya
Pembentukan insulin yang berlebihan juga bisa menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada tumor sel penghasil insulin di pankreas (insulinoma). Kadang tumor diluar pankreas yang menghasilkan hormon yang menyerupai insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.
Penyebab lainnya adalah penyakti autoimun, dimana tubuh membentuk antibodi yang menyerang insulin. Kadar insulin dalam darah naik-turun secara abnormal karena pankreas menghasilkan sejumlah insulin untuk melawan antibodi tersebut. Hal ini bisa terjadi pada penderita atau bukan penderita diabetes.
Hipoglikemia juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan gizi, kelainan fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang berat. Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan hipoglikemia.

Pengobatan yang bisa dilakukan pada penderita hipoglikemia ini adalah dengan pemberian makanan yang mengandung karbohidrat, pemberian permen atau tablet glukosa, minum jus buah manis  atau  minum susu. Seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang serius. Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat sebaiknya selalu membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati.

D.    Penyakit Penimbunan Glikogen (Glycogen Storage Disease)
Penyakit Penimbunan Glikogen (Glycogen Storage Disease) adalah sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai energi). Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara waktu makan.
Glikogen dalam hati akan habis jika seseorang melakukan puasa 12 hingga 18 jam, sedangkan glikogen dalam otot akan terkuras habis hanya saat seseorang melakukan aktivitas atau olahraga yang berat. Pada kelianan ini, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati. (Murry, 2006)
Penyakit simpanan glikogen (glycogen storage disease) merupakan kelompok kelainan bawaan yang ditandai oleh gangguan mobilisasi glikogen dan penumpukan bentuk-bentuk glikogen abnormal, sehingga mengakibatkan kelemahan otot dan bahkan kematian penderitanya (Sharon, 1980).
Kelainan penimbunan glikogen "glycogen storage disease" adalah suatu penyakit yang diturunkan. Ada beberapa tipe: 
1.   Tipe I Glikogenosis (von Gierke's disease
Dalam sel-sel hepar dan "renal convulated tubules" penuh dengan glikogen. Secara metabolik glikogen ini tidak bisa dipakai. Terbukti dengan terjadinya hipoglisemia pada penderita ini. Ketosis dan heperlipemia terjadi pada penderita ini, yang merupakan suatu tanda adanya kekurangan karbohidrat. Dalam hepar, ginjal dan usus halus aktivitas glu-kosa-6 fosfatase sedikit sekali atau tidak ada pada penderita ini. 
2.   Tipe II (Pompe's disease
Merupakan kelainan yang menyebabkan kematian. Terjadi kekurangan enzim lisosom dan enzim asam maltose yang berfungsi memecah glikogen. Sebagai akibatnya adalah terjadi penimbunan glikogen dalam lisosom. 
3.   Tipe III (limit dextrinosis: Forbes' or Cori's disease)
Enzim "debranching" tidak ada pada penderita ini. Limit dekstrin tertimbun dalam sel-sel jaringan. 
4.   Tipe IV (amylopectinosis,Anderson's disease)
Pada tipe ini enzim "branching" tidak ada, hingga terdapat akumulasi polisakarida den-gan sedikit titik-titik cabang. Kematian biasanya terjadi pada tahun pertama karena kega-galan jantung atau kegagalan hepar.
5.   Tipe V glikogenosis (myophosphorylase deficiency glycogenosis: McArdle's syn-drome
Fosforilase otot tidak ada. Penderita dengan tipe ini tidak tahan olahraga. Meskipun kadar glikogen dalam otot tinggi (2,5-4,1%) namun sedikit sekali atau tidak terukur adanya asam laktat dalam darahnya.
6.   Tipe VI glikogenosis (Hers' s disease)
Dalam hepar kekurangan enzim fosforilase. Terjadi penimbunan glikogen dalam hepar. Ada tendensi mengalami hipoglikemi. 
7.   Tipe VII glikogenosis (Tarui's disease
Fosfofrukto kinase dalam otot dan eritrosit menurun. Bisa mengalami anemi hemolitik. 
8.   Tipe VIII glikokenosis
Dalam hepar kekurangan enzim fosforilase kinase. Gejala mirip tipe VI (Howell, 1978).

Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh. Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang tidak ditemukan. Enzim yang hilang dapat diketahui dengan melakukan diaknosa pada contoh jaringan seperti hati atau otot.
Pengobatan tergantung kepada jenis penyakitnya, untuk membantu mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak beberapa kali dalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah ini bisa diatasi dengan memberikan tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam.



Kadang pada malam hari diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke lambung. Penyakit ini cenderung menyebabkan penimbunan asam urat, yang dapat menyebabkan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut seringkali perlu diberikan obat-obatan. Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk mengurangi kram otot, aktivitas seseorang harus dibatasi.




BAB III
KESIMPULAN

Karbohidrat merupakan zat utama yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan energi (glukosa) dan untuk cadangan  makanan dalam tubuh (glikogen). Kandungan karbohidrat dalam tubuh manusia baik glukosa maupun glikogen harus seimbang karena ketidakseimbangan kandungan tersebut dapat menjadi penyakit dan mempengaruhi kerja organ lainya yang  berhubungan dengan mekanisme pemecahan serta  pemanfaatan zat tersebut di dalam tubuh.
Kelebihan glukosa dalam darah dapat menyebabkan penyakit diabetes mellitus sedangkan kekurangan glukosa dalam darah menyebabkan hipoglikemia. Keadaan tidak seimbangnya glukosa ini akan menyebabkan badan menjadi lemas. Sedangkan glikogen yang tersimpan sebagai cadangan di dalam tubuh akan tidak bermanfaat jika terjadi penimbunan yang terlalu berlebihan.




DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus diakses pada tanggal 8 januari 2013 pukul 18.47.
http://infokesehatan101.blogspot.com/2012/04/diabetes-melitus.html diakses pada tanggal 8 januari 2013 pukul 18.04.
http://www.tanyadokter.com/disease.asp?id=1000904 diakses pada tanggal 8 januari 2013 pukul 18.15.
Id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat diakses pada tanggal 7 Januari  2013 pukul 16.46.
Rein, Valdis. 2011. Glikogen dan kelainan-kelainan penimbunan glikogen. http://valdisreinaldo.blogspot.com/2011/08/glikogen-dan-kelainan-kelainan.html