PATOLOGI
KELAINAN KONGENITAL
A. Definisi
Kelainan
Bawaan (Kelainan Kongenital) adalah suatu kelainan pada struktur, fungsi maupun
metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan.
Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5% terdiagnosis ketika anak berusia 5 tahun, tetapi kebanyakan bersifat ringan.
Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat. Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5% terdiagnosis ketika anak berusia 5 tahun, tetapi kebanyakan bersifat ringan.
B. Konsep Fisiologis
a)
Gen
dan Kromosom
Gen merupakan factor-faktor keturunan yang terdapat
dalam kromosom yang terdiri atas DNA (Deoxyribonukleicacid). Tiap gen
mengandung informasi yang disandi dalam bentuk sekuen dari nukleutida. Kromosom
merupakan struktur nucleus yang merupakan sel eukariotik terdiri molekul DNA
yang berisi gen. DNA terdiri dari dua utas benang polinukleotida yang saling
berpilin (double helix=berpilin ganda). Seutas tali nukleotida tersusun atas
rangkaian nukleotida yang terdiri dari gugusan gula deoksiribosa, gugusan asam
pospat dan gugusan basa nitrogen. Basa nitrogen penyusun DNA terdiri dari basa
purin yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta basa pirimidin yaitu sitosin (C)
dan timin (T). Manusia memiliki 23 pasang Kromosom yang terdiri dari 2 bagian
yaitu autosom dan genosom. Autosom yaitu pembawa sifat sebanyak 22 pasang
sedangkan genosom yaitu pembawa sifat kelamin sebanyak 1 pasang. Kromosom = 44
A + XY (untuk sperma), 44 A + XX (untuk ovum).
b) Sifat Genom
DNA dan RNA
Asam nukleat
yang ada sangkut pautnya dengan sifat hereditas adalah AND (asam deoksiribo
nukleat) dan ARN (asam ribonukleat). DNA dan RNA bertangmgung jawab terhadap
sintesis protein serta mengontrol sifat-sifat keturunan.
c)
Genotif
dan Penotif
Informasi
genetik yang di bawa dalam kromosom sel anak disebut genotif.
Gambaran fisik dari informasi genetik tsb, tinggi/ pendek, gelap/ terang =fenotif.
Gambaran fisik dari informasi genetik tsb, tinggi/ pendek, gelap/ terang =fenotif.
d)
Pewarisan
Gen tunggal
Gen
yang menentukan sifat spesifik disebut alel, untuk masing-masing sifat, sebuah
gen tunggal memiliki dua alel pengontrol: satu pada kromosom yang berasal dari
ibu dan satu pada kromosom yang berasal dari ayah.
Alel
Heterezigot dan Homozigot
Apabila
seseorang memiliki alel identik maka bersifat homozigot(AA), dan seseorang
memiliki alel yang berlainan yang mengkode satu sifat disebut heterozigot (aa).
e)
Pewarisan
Multi faktor
Sebagian
besar karakteristik fenotif dipengaruhi oleh beberapa gen. Tinggi, Intelegensi,
dan karakteristik kepribadian adalah contoh sifat-sifat yang disebut
multifaktor.
C. Konsep Patofisiologis
a)
Mutasi
Mutasi adalah
kesalahan dalam sekuen DNA. Mutasi dapat terjadi secara spontan, atau setelah
suatu sel terpajan radiasi, bahan kimia tertentu, atau berbagai virus.
Sebagian besar mutasi akan teridentifikasi dan diperbaiki oleh enzim-enzim yang bekerja didalam sel. Apabila tidak terdeteksi atau diperbaiki maka mutasi akan diwariskan kesemua sel anak. Mutasi pada gamet (sel telur/sperma) menyebabkan cacat kongenital pada keturunan.
Sebagian besar mutasi akan teridentifikasi dan diperbaiki oleh enzim-enzim yang bekerja didalam sel. Apabila tidak terdeteksi atau diperbaiki maka mutasi akan diwariskan kesemua sel anak. Mutasi pada gamet (sel telur/sperma) menyebabkan cacat kongenital pada keturunan.
b) Penyebab Mutasi
1.
mutasi
spontan
yaitu
perubahan secara alamiah yang disebabkan oleh:
û panas
û radiasi
sinar kornis
û bantuan
radio aktif
û sinar
UV
û mikroorganisme
û kesalahan
DNA dalam metabolism
2.
mutasi
buatan
û penggunaan
senjata nuklir
û pemakaian
bahan kimia, fisika dan biologi
û penggunaan
bahan radioaktif
û penggunaan
roket, televisi,dll
c)
Cacat
Kongenital
Cacat atau defek
kongenital, disebut juga cacat lahir, mencakup kesalahan genotif serta fenotif
dalam embrio atau janin yang sedang tumbuh. Cacat genetik dapat terjadi stabil,
kesalahan jumlah kromosom, atau gangguan-gangguan lingkungan.
Contoh kelainan congenital berkaitan dengan kelainan
kromosom
No
|
Nama Penyakit
|
Jumlah Kromosom
|
Ciri-ciri
|
1
|
Sindrom
turner
|
2n-1
( monosomi )
|
Wanita dengan
perkembangan sex terhambat, payudara tidak tumbuh, bertubuh pendek,mandul
|
2
|
Sindrom
klinefelter
|
2n+
1 ( trisomi)
|
Laki- laki
dengan kecenderungan seperti wanita, payudara tumbuh, testis tidak tumbuh,
dan mental terbelakang
|
3
|
Sindrom
patau
|
2n+
1 ( trisomi )
|
Pada autosom
no. 13, 14, 15 Tanda kelainan jarang ditemukan karena pada umumya penderita
mati setelah beberapa jam atau hari dilahirkan
|
4
|
Sindrom
down
|
2n+
1 ( trisomi )
|
Pada autosom
no. 21 Tubuh pendek, terbelakang mental, mata sipit, lidah tebal
|
5
|
Sindrom
edwards
|
2n+
1 ( trisomi )
|
Wanita
normal tetapi ciri- ciri sekunder wanita tidak berkembang, ada yang schizophrenia.
|
PENYEBAB
KELAINAN KONGENITAL
Beberapa faktor
yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko kelainan bawaan:
o Teratogenik
Teratogen adalah setiap faktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan.
Teratogen adalah setiap faktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan.
û Radiasi,
obat tertentu dan racun merupakan teratogen.
Secara
umum, seorang wanita hamil sebaiknya mengkonsultasikan dengan dokternya setiap
obat yang dia minum, merokok tidak mengkonsumsi alkohol tidak menjalani
pemeriksaan rontgen kecuali jika sangat mendesak.
û Infeksi
pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen.
Beberapa infeksi
selama kehamilan yang dapat menyebabkan sejumlah kelainanbawaan:
a.
Sindroma rubella
kongenital
Ditandai
dengan gangguan penglihatan atau pendengaran, kelainan jantung, keterbelakangan
mental dan cerebral palsy.
b.
Infeksi toksoplasmosis pada
ibu hamil
Bisa
menyebabkan infeksi mata yang bisa berakibat fatal, gangguan pendengaran,
ketidakmampuan belajar, pembesaran hati atau limpa, keterbelakangan mental dan
cerebral palsy
c.
Infeksi virus herpes
genitalis pada ibu hamil
Jika
ditularkan kepada bayinya sebelum atau selama proses persalinan berlangsung,
bisa menyebabkan kerusakan otak, cerebral palsy, gangguan penglihatan atau pendengaran
serta kematian bayi
d.
Penyakit ke-5 bisa
menyebabkan sejenis anemia yang berbahaya, gagal jantung dan kematian janin Sindroma
varicella kongenital disebabkan oleh cacar air dan bisa menyebabkan
terbentuknya jaringan parut pada otot dan tulang, kelainan bentuk dan
kelumpuhan pada anggota gerak, kepala yang berukuran lebih kecil dari normal, kebutaan,
kejang dan keterbelakangan mental.
o Gizi
Menjaga
kesehatan janin tidak hanya dilakukan dengan menghindari teratogen, tetapi juga
dengan mengkonsumsi gizi yang baik. Salah satu zat yang penting untuk
pertumbuhan janin adalah asam folat. Kekurangan asam folat bisa meningkatkan
resiko terjadinya spina bifida atau kelainan tabung saraf lainnya. Karena spina bifida bisa terjadi
sebelum seorang wanita menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita usia subur
sebaiknya mengkonsumsi asam folat minimal sebanyak 400 mikrogram/hari.
o Faktor
fisik pada rahim
Di dalam rahim,
bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung terhadap
cedera. Jumlah cairan ketuban yang
abnormal bisa menyebabkan atau menunjukkan adanya kelainan bawaan. Ketuban yang
terlalu sedikit bisa mempengaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh
atau bisa menunjukkan adanya kelainan ginjal yang memperlambat proses
pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketuban terjadi jika janin mengalami
gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang berat (misalnya
anensefalus atau atresia esofagus).
o Faktor
genetik dan kromosom
Genetik
memegang peran penting dalam beberapa kelainan bawaan. Beberapa kelainan bawaan
merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari
salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat individu yang
terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika 1 gen hilang
atau cacat, bisa terjadi kelainan bawaan.
Pola pewarisan
kelainan genetik:
û Autosom
dominan
Jika suatu
kelainan atau penyakit timbul meskipun hanya terdapat 1 gen yang cacat dari
salah satu orang tuanya, maka keadaannya disebut autosom dominan. Contohnya adalah akondroplasia dan sindroma
Marfan.
û Autosom
resesif
Jika untuk
terjadinya suatu kelainan bawaan diperlukan 2 gen yang masing-masing berasal
dari kedua orang tua, maka keadaannya disebut autosom resesif.
Contohnya adalah
penyakit Tay-Sachs atau kistik fibrosis.
û X-linked
Jika seorang anak laki-laki mendapatkan kelainan dari gen yang berasal dari ibunya, maka keadaannya disebut X-linked, karena gen tersebut dibawa oleh kromosom X.
Laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X yang diterima dari ibunya (perempuan memiliki 2 kromosom X, 1 berasal dari ibu dan 1 berasal dari ayah), karena itu gen cacat yang dibawa oleh kromosom X akan menimbulkan kelainan karena laki-laki tidak memiliki salinan yang normal dari gen tersebut.
Jika seorang anak laki-laki mendapatkan kelainan dari gen yang berasal dari ibunya, maka keadaannya disebut X-linked, karena gen tersebut dibawa oleh kromosom X.
Laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X yang diterima dari ibunya (perempuan memiliki 2 kromosom X, 1 berasal dari ibu dan 1 berasal dari ayah), karena itu gen cacat yang dibawa oleh kromosom X akan menimbulkan kelainan karena laki-laki tidak memiliki salinan yang normal dari gen tersebut.
Contohnya adalah
hemofilia dan buta warna.
Kelainan
pada jumlah ataupun susunan kromosom juga bisa menyebabkan kelainan bawaan.
Suatu kesalahan yang terjadi selama pembentukan sel telur atau sperma bisa
menyebabkan bayi terlahir dengan kromosom yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit, atau bayi terlahir dengan kromosom yang telah mengalami kerusakan.
Contoh dari kelainan bawaan akibat kelainan pada kromosom adalah sindroma Down.
Semakin tua usia seorang wanita ketika hamil (terutama diatas 35 tahun) maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya.
Kelainan bawaan yang lainnya disebabkan oleh mutasi genetik (perubahan pada gen yang bersifat spontan dan tidak dapat dijelaskan). Meskipun bisa dilakukan berbagai tindakan untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan, ada satu hal yang perlu diingat yaitu bahwa suatu kelainan bawaan bisa saja terjadi meskipun tidak ditemukan riwayat kelainan bawaan baik dalam keluarga ayah ataupun ibu, atau meskipun orang tua sebelumnya telah melahirkan anak-anak yang sehat.
Contoh dari kelainan bawaan akibat kelainan pada kromosom adalah sindroma Down.
Semakin tua usia seorang wanita ketika hamil (terutama diatas 35 tahun) maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelainan kromosom pada janin yang dikandungnya.
Kelainan bawaan yang lainnya disebabkan oleh mutasi genetik (perubahan pada gen yang bersifat spontan dan tidak dapat dijelaskan). Meskipun bisa dilakukan berbagai tindakan untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan, ada satu hal yang perlu diingat yaitu bahwa suatu kelainan bawaan bisa saja terjadi meskipun tidak ditemukan riwayat kelainan bawaan baik dalam keluarga ayah ataupun ibu, atau meskipun orang tua sebelumnya telah melahirkan anak-anak yang sehat.
D. Pencegahan
Beberapa kelainan bawaan tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kelainan bawaan:
Beberapa kelainan bawaan tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kelainan bawaan:
1)
Tidak merokok dan
menghindari asap rokok,
2)
Menghindari alkohol,
3)
Menghindari obat
terlarang,
4)
Memakan makanan yang
bergizi dan mengkonsumsi vitamin prenatal,
5)
Melakukan olah raga dan
istirahat yang cukup,
6)
Melakukan pemeriksaan
prenatal secara rutin,
7)
Mengkonsumsi suplemen
asam folat,
8)
Menjalani vaksinasi
sebagai perlindungan terhadap infeksi,
9)
Menghindari zat-zat
yang berbahaya.
10) Vaksinasi
Vaksinasi
membantu mencegah penyakit akibat infeksi. Meskipun semua vaksin aman diberikan
pada masa hamil, tetapi akan lebih baik jika semua vaksin yang dibutuhkan telah
dilaksanakan sebelum hamil. Seorang wanita sebaiknya menjalani vaksinasi
berikut:
a)
Minimal 3 bulan sebelum
hamil :MMR
b)
Minimal 1 bulan sebelum
hamil : varicella
c)
Aman diberikan pada
saat hamil :
û Booster
tetanus-difteri (setiap 10 tahun)
û Vaksin
hepatitis A
û Vaksin
hepatitis B
û Vaksin
influenza (jika pada musim flu kehamilan akan memasuki trimester kedua atau
ketiga)
û Vaksin
pneumokokus.
11) Zat
yang berbahaya
12) Beberapa
zat yang berbahaya selama kehamilan:
û Alkohol
û Androgen
dan turunan testosteron (misalnya danazol)
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors (misalnya enalapril, captopril)
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors (misalnya enalapril, captopril)
û Turunan
kumarin (misalnya warfarin)
û Carbamazepine
û Antagonis
asam folat (misalnya metotrexat dan aminopterin)
û Cocain
û Dietilstilbestrol
û Timah
hitam
û Lithium
û Merkuri
organic
û Phenitoin
û Streptomycin
dan kanamycin
û Tetrasyclin
û Talidomide
û Trimethadion
dan paramethadion
û Asam
valproat
û Vitamin
A dan turunannya (misalnya isotretinoin, etretinat dan retinoid)
û Infeksi
û Radiasi.
Meskipun bisa dilakukan berbagai tindakan
untuk mencegah terjadinya kelainan bawaan, ada satu hal yang perlu diingat
yaitu bahwa suatu kelainan bawaan bisa saja terjadi meskipun tidak ditemukan
riwayat kelainan bawaan baik dalam keluarga ayah ataupun ibu, atau meskipun
orang tua sebelumnya telah melahirkan anak-anak yang sehat.
II.II. Macam-macam Penyakit Kongenital
1) Penyakit Jantung Bawaan
(PJB)
Penyakit jantung bawaan atau congenital
heart disease adalah suatu kelainan formasi dari jantung atau pembuluh besar
dekat jantung. "congenital" hanya berbicara tentang waktu tapi bukan
penyebabnya. Itu artinya "lahir dengan" atau "hadir pada
kelahiran". Nama alternatif lainnya untuk penyakit jantung bawaan adalah congenital
heart defect, congenital heart malfomation, congenital cardiovascular disease,
congenital cardiovascular defect, dan congenital cardiovascular malformation.
2) Hemofili
Tidak
dapat memproduksi faktor pembeku darah Luka-luka kecil (lecet, memar) bisa
menyebabkan kematian
3) Buta Warna
Tidak
dapat menangkap panjang gelombang cahaya tertentu, buta warna parsial yaitu tidak
bisa membedakan biru-hijau, biru-merah dan merah-hijau
4) Albino
Tidak
adanya pigmen warna melanin rentan terhadap kanker kulit dan tidak tahan sinar.
Mekanisme
Albino:
û kelainan
kromosom dari induk
û Tidak
adanya gen melanin
û Tidak
diproduksinya enzim pembentuk melanin
û Tidak
adanya pigmen melanin
û Albino
û Mekanisme
hemofili
û Kelainan
kromosom dari induk
û Tidak
adanya gen pembeku darah
û Hemofili
û ketika
terjadi luka
û darah
banyak membanjiri luka
û terjadi
perdarahan hebat
û darah
banyak terbuang
û beresiko
kematian
5) Penyakit Kongenital
Rubella
Adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus Rubella pada ibu hamil trimester pertama. Bila
ibu hamil trimester pertama terkena infeksi virus rubella, maka bayi lahir akan
menderita cacat bawaan yaitu berupa katarak, hidosefalus, kelainan pendengaran,
kelainan jantung bahkan dapat berakibat fatal. Untuk mengetahui berapa besar
prevalensi penyakit ini di Jakarta, maka telah dilakukan suatu penelitian
terhadap bayi yang lahir di RS. Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Penelitian ini dilakukan dengan cara
melakukan pemeriksaan kadar anti rubella pada kelompok wanita hamil dan
pemeriksaan kadar IgM anti rubella pada serum tali pusat bayi yang lahir di RS.
Dr.Cipto mangunkusumo. Lebih lanjut telah diperiksa 11 kasus tersangka
penderita kongenital rubella yang datang berobat ke RS. Dr. Cipto Mangunkusumo
pada tahun 1986.
6) Toxoplasmosis
Kongenital
a)
Identifikasi
Merupakan penyakit sistemik Coccidian protozoan, infeksi
biasanya tanpa gejala atau muncul dalam bentuk akut dengan gejala limfadenopati
atau dengan gejala menyerupai mononucleosis infectiosa disertai dengan
demam, linfadenopati dan linfositosis yang berlangsung sampai berhari-hari atau
beberapa minggu.
Dengan terbentuknya antibodi, jumlah
parasit dalam darah akan menurun namun kista Toxoplasma yang ada dalam
jaringan tetap masih hidup. Kista
jaringan ini akan reaktif kembali jika terjadi penurunan kekebalan. Infeksi
yang terjadi pada orang dengan kekebalan rendah baik infeksi primer maupun
infeksi reaktivasi akan menyebabkan terjadinya Cerebritis, Chorioretinitis,
pneumonia, terserangnya seluruh jaringan otot, myocarditis, ruam
makulopapuler dan atau dengan kematian. Toxoplasmosis yang menyerang otak sering
terjadi pada penderita AIDS.
Infeksi
primer yang terjadi pada awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya infeksi
pada bayi yang dapat menyebabkan kematian bayi atau dapat menyebabkan Chorioretinitis,
kerusakan otak disertai dengan kalsifikasi intraserebral, hidrosefalus,
mikrosefalus, demam, ikterus, ruam, hepatosplenomegali, Xanthochromic CSF, kejang
beberapa saat setelah lahir.
Jika
infeksi terjadi pada usia kehamilan yang lebih tua dapat menyebabkan penyakit
subklinis yang gejalanya akan timbul kemudian, misalnya berupa Chorioretinitis
kronis yang berulang.
Pada wanita hamil
dengan kekebalan tubuh yang rendah dengan Toxoplasma seropostif, dapat
terjadi reaktivasi dari infeksi laten yang walaupun jarang dapat menyebabkan
toxoplasmosis kongenital. Organisme yang “tidur” pada orang dengan infeksi
laten dapat terjadi reaktivasi dan menyebabkan toxoplasmosis serebral terutama
pada orang yang menderita imunodefisiensi seperti pada penderita AIDS.
Diagnosa ditegakkan
selain berdasarkan gejala klinis juga didukung dengan pemeriksaan serologis
atau ditemukannya organisme didalam jaringan atau cairan tubuh melalui biopsi
atau nekropsi atau isolasi pada binatang atau pada kultur sel. Kenaikan titer
antibodi menandakan adanya infeksi aktif. Ditemukannya IgM yang spesifik dan
atau terjadinya peningkatan titer IgG pada darah yang diambil secara serial
pada bayi baru lahir menunjukkan terjadinya infeksi kongenital. Titer IgG yang
tinggi bisa bertahan selama bertahun tahun dan tidak ada hubunganya dengan penyakit
aktif.
b) Penyebab penyakit
Toxoplasma
gondii,
merupakan suatu coccidian protozoa intraseluler pada kucing, termasuk
dalam famili Sarcocystidae yang dikelompokkan kedalam kelas Sporozoa
7) Kelainan bawaan pada
neonates
a)
Labioskizis dan
Labiopalatoskizis
Labioskizis atau
labiopalatiskizis merupakan konginetal anomaly yang berupa kelainan bentuk pada
struktur wajah, yang terjadi karena kegagalan proses penutupan procesus nasal
medial dan maxilaris selama perkembangan fetus dalam kandungan
Etiologi
:
û Kegagalan pada fase
embrio yang penyebab belum diketahui
û Faktor Herediter
û kromosom, mutasi gen
dan teratogen
Manifestasi
Klinik :
û Palatoskizis
û Distorsi pada hidung
û Adanya celah pada
bibir
û Labioskizis
û Adanya celah pada
tekak (uvula), palatum durum dan palatum mole
û Adanya - rongga pada hidung
sebagai celah pada langit-langit
û Distorsi hidung
Penatalaksanaan
:
û Tergantung pada
beratnya kecacatan
û Pertahankan pemberian
nutrisi yang adekuat
û Cegah terjadinya komplikasi
û Dilakukan pembedahan
b)
Atresia Esophagus
Atresia esophagus adalah gangguan pembentukan dan pergerakan
lipatan pasangan kranial dan satu lipatan kaudal pada usus depan primitif
Etiologi:
Etiologi:
kegagalan pada fase
embrio terutama pada bayi yang lahir premature.
Manifestasi
klinik:
û Hhipersekresi
cairan dari mulut
û Gangguan
menelan makanan (tersedak, batuk)
Penatalaksanaan
:
û Pertahankan
posisi bayi atau pasien dalam posisi tengkurap, bertujuan untuk meminimalkan
terjadinya aspirasi
û Pertahankan
keefektifan fungsi respirasi
û Dilakukan
tindakan pembedahan
c)
Atresia Rekti dan
Atresia Anus
Atresia rekti yaitu obstruksi pada rektum
(sekitar 2 cm dari batas kulit anus). Pada pasien ini, umumnya memiliki kanal
dan anus yang normal. Atresia anus yaitu obstruksi pada anus
Etiologi:
û Malformasi
congenital
û Manifestasi
Klinik
û Tidak
bisa BAB melalui anus
û Distensi
abdomen
û Tidak
dapat dilakukan pemeriksaan suhu rectal
û Perut
kembung
û Muntah
Penatalaksanaan :
Dilakukan
tindakan kolostomi
d)
Hirschprung
Hirschprung
merupakan kelainan konginetal berupa obstruksi pada sistem pencernaan yang
disebabkan oleh karena menurunnya kemampuan motilitas kolon, sehingga
mengakibatkan tidak adanya ganglionik usus
Etiologi :
Etiologi :
Kegagalan
pembentukan saluran pencernaan selama masa perkembangan fetus
Tanda dan Gejala :
û Konstipasi/tidak
bisa BAB/diare
û Distensi
abdomen
û Muntah
û Dinding
abdomen tipis
Penatalaksanaan :
û Pengangkatan
aganglionik (usus yang dilatasi)
û Dilakukan
tindakan Colostomi
û Pertahankan
pemberian nutrisi yang adekuat
e)
Obstruksi Billiaris
Obstruksi
billiaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya
jaringan fibrosis.
Etiologi :
û Degenerasi
sekunder
û Kelainan
congenital
Tanda dan Gejala :
û Ikterik
(pada umur 2-3 minggu)
û Peningkatan
billirubin direct dalam serum (kerusakan parenkim hati, sehingga bilirubin
indirek meningkat)
û Bilirubinuria
û Tinja
berwarna seperti dempul
û Terjadi
hepatomegali
Penatalaksanaan :
Pembedahan
f)
Omfalokel
Omfalokel
merupakan hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dalam kantong peritoneum
Etiologi:
Kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
Etiologi:
Kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
Tanda dan Gejala:
û Gangguan
pencernaan, karena polisitemia dan hiperinsulin
û Berat
badan lahir > 2500 gr
Penatalaksanaan:
û Bila
kantong belum pecah, diberikan merkurokrom yang bertujuan untuk penebalan selaput
yang menutupi kantong
û Pembedahan
g)
Hernia Diafragmatika
Hernia
diafragmatika terjadi akibat isi rongga perut masuk ke dalam lobang diafragma
Etiologi:
Kegagalan penutupan kanalis pleuroperitoneum posterolateral selama kehamilan minggu ke-8
Etiologi:
Kegagalan penutupan kanalis pleuroperitoneum posterolateral selama kehamilan minggu ke-8
Tanda dan Gejala:
û Bayi
mengalami sesak napas
û Bayi
mengalami muntah karena obstruksi usus
Penatalaksanaan:
û Berikan
diit RKTP
û Berikan
Extracorporeal Membrane Oxygenation (EMCO)
û Dilakukan
tindakan pembedahan
h)
Atresia Duodeni
Atresia Duodeni adalah
obstruksi lumen usus oleh membran utuh, tali fibrosa yang menghubungkan dua
ujung kantong duodenum yang buntu pendek, atau suatu celah antara ujung-ujung duodenum
yang tidak bersambung.
Etiologi:
û Kegagalan rekanalisasi lumen usus selama masa kehamilan
minggu ke-4 dan ke-5
û Banyak terjadi pada
bayi yang lahir premature
Tanda
dan Gejala:
û Bayi muntah tanpa disertai distensi abdomen
û Ikterik
Penatalaksanaan:
Penatalaksanaan:
û Pemberian terapi cairan intravena
û Dilakukan tindakan duodenoduodenostomi
i)
Meningokel dan
Ensefalokel
Gangguan
tingkat kesadaran
Penatalaksanaan:
Pembedahan
Pembedahan
j)
Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan
kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya Liquor Cerebrospinal
(LCS). Kadang disertai dengan peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial)
Etiologi:
Etiologi:
û Gangguan sirkulasi LCS
û Gangguan produksi LCS
Tanda
dan Gejala:
û Terjadi pembesaran
tengkorak
û Terjadi kelainan
neurologis, yaitu Sun Set Sign (Mata selalu mengarah kebawah)
û Gangguan perkembangan
motorik
û Gangguan penglihatan karena
atrofi saraf penglihatan
Penatalaksanaan:
û Pembedahan
û Pemasangan “Suchn
Suction”
k)
Fimosis
Fimosis
merupakan pengkerutan atau penciutan kulit depan penis atau suatu keadaan
normal yang sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, dan biasanya
pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinya
Etiologi:
Etiologi:
Malformasi
konginetal
Tanda dan Gejala:
Gangguan
proses berkemih
Penatalaksanaan:
Dilakukan
tindakan sirkumsisi
l)
Hipospadia
Hipospadia
yaitu lubang uretra tidak terletak pada tempatnya, misalnya berada di bawah
penis
Etiologi:
û Uretra
terlalu pendek, sehingga tidak mencapai glans penis
û Kelainan
terbatas pada uretra anterior dan leher kandung kemih
û Merupakan
kelainan konginetal
Tanda dan Gejala:
û Penis
agak bengkok
û Kadang
terjadi keluhan miksi, jika disertai stenosis pada meatus externus
Penatalaksanaan:
Penatalaksanaan:
û Pada
bayi : dilakukan tindakan kordektomi
û Pada
usia 2-4 tahun : dilakukan rekonstruksi uretra
û Tunda
tindakan sirkumsisi, hingga kulit preputium penis/scrotum dapat digunakan pada
tindakan neouretra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar